Penantian Jarak dan Waktu
Penantian Jarak dan Waktu
Jayanti Mustika Dewi
Jangan pernah jadikan Jarak dan waktu sebagai alasan untuk berpisah.Karna setiap hal akan tetap menyatu apabila orang itu menjaga dan berusaha untuk mempertahankan huungan yang mereka rajut bersama.
Pagi itu dering telepon membangunkanku dari tidur nyenyakku, ya itu pesan dari kekasihku yang sedang berada di Amerika untuk meraih gelar sarjananya disana. Namanya Althur Sean Anderson orang yang selalu kutunggu kehadirannya dihari-hariku.Dia adalah putra tunggal dari keluarga Anderson oleh sebab itu dia melanjutkan kuliahnya di Luar Negeri agar bisa melanjutkan dan mengambil alih Perusahaan Ayahnya. Ini adalah pertama kalinya kami LDR karena selama 2 tahun kami pacaran kami selalu bersama kemanapun itu,tapi apalah dayaku aku tidak ingin menghambat dia untuk mencapai cita-citanya. Oh namaku Queenella Winifred Madison putri pertama dari keluarga Madison.
Selama 1 tahun belakangan ini kami hanya saling bertukar kabar melalui chat dan sesekali dia menelponku untuk sekedar menghilangkan rindu. Aku juga sudah berjanji untuk menunggunya kembali walau aku tidak tahu kedepannya akan seperti apa jadinya. Aku melanjutkan kuliahku di Universitas ternama di Jerman. Kami memang jarang bertukar kabar karena kesibukan masing-masing,aku tidak ingin mengganggu waktu belajarnya yang bisa menghambat kelulusannya.
HAMBURG UNIVERSITY.
Seperti hari-hari biasanya aku mengikuti mata kuliah yang membosankan ini, huh ingin rasanya aku membolos saja.
“Morning Queen!!” teriak Laura saat aku baru masuk ke ruangan.
“Morning too,” balasku singkat.
“Ish Queen lo kok jutek mulu sih, sesekali senyum jangan datar mulu tu muka. Heran kok gw bisa sahabatan sama kulkas berjalan sih?” sudah kuduga dia pasti ngomel seperti hari-hari biasanya.
“Huft! Lau, lo udah temenan berapa jam sih sama gw? Sini gw lempar lo jangan paksa gw berubah cuma bikin lo bahagis sesaat,” ucapku sambil memandangnya malas.
“Au ah lo mah selalu gitu apa tadi, lo nanya berapa jam? Queen gw udah sahabatan sama lo dari zaman mesir kuno asal lo lupa! Au ah ngomong sama bongkahan es emang gak guna!” ucap Laura sambil pergi ketempat duduknya.
“Gitu kek dari tadi kan gw gak pusing jadinya dengerin celotehan lo pagi-pagi,” gumamku.
“Gw masih bisa denger ya Queen!” teriak Laura.
“Hmm,”
*****
Setelah berkutat cukup lama dengan pelajaran yang bikin otak puyeng akhirnya matkul gw habis juga. Sekarang gw sama Laura lagi di Caffe deket kampus buat ngisi perut.
“Queen lo mau pessen apa?” Tanya Laura.
“Samain aja kayak punya lo,” sahut gw
“Oke,”
Selama gw nunggu pesanan datang, Laura banyak banget cerita masalah inilah itulah. Heran kenapa gw bisa temenan sama ni manusia padahal tingkat kewarasannya udah hilang.
“Ish Queen lo pasti gak nyimak apa yang gw certain kan dari tadi? Emang ya lo temen paling laknat yang gw punya!” cerocos Laura.
“Wkwkwk, habisnya lo cerita udah kayak orang gila, gak ada jeda nyerocos mulu,” ucapku sambil tertawa.
“Untung lo temen Queen, kalo enggak udah lama gw bunuh lo,” ucap Laura sambil memutar matanya malas.
“Hehe, Sorry deh Lau gak akan lagi,” ucapku.
“Lagian gimana sih Althur bisa nyaman sama lo heran gw, eh ngomong-ngomong gw gak pernah denger lo bahas soal dia deh,” tanya Laura diakhir kalimatnya.
“Gimana yah,Lau. Lo kan tahu kita sekarang LDR dia di Amerika sedangkan gw disini,bukannya gimana gw cuma gak mau ngeganggu waktu belajar dia,” ucapku.
“Sorry ya,Queen gw bikin lo sedih,” kata Laura dengan wajah memelas.
“Hahaha,santai aja kali lo berlebihan deh,” sahutku sembari tertawa.
”Udah ah pesenannya udah datang,ayo makan gw udah laper banget nih,” ucap Laura sembari menyuapkan makanan kemulutnya.
Tiba-tiba suara dering telephone mengalihkan atensiku, betapa bahagianya ternyata itu adalah Althur, orang yang selalu kurindukan.
“Althur I miss you so much!!” teriakku langsung.
“Slow sayang. I Miss you too, jangan teriak-teriak okay,” sahut Althur sambil terkekeh kecil diseberang sana.
“Abisnya kamu jarang ngasih aku kabar,aku kangen tahu,” ucapku dengan nada manja.
“You know-lah sayang, aku sibuk dengan tugas kuliahku,” ujar Althur
“Hmm, okay aku ngerti maaf udah bersikap gak dewasa,” ucapku dengan nada bersalah.
“Udah lupain, btw kamu lagi dimana sekarang?” Tanya Althur.
“Lagi makan sama Laura, kamu udah makan? Jangan sampai lupa makan jaga kesehatan ya disana,” ucapku.
“Udah kok, iya kamu juga. Dosenku udah dateng nanti aku telephone lagi. Good bye sayang,” ucap Althur.
“Bye, sayang,” sahutku sembari memutus sambungan telephone.
Huft! Aku hanya bisa menghela nafas, selalu saja begitu. Ingin rasanya aku menyusul dia ke Amerika, ‘sudahlah Queen lo gak boleh egois!’ batinku.
“Cieee, yang Pangerannya habis nelpon mah beda ya. Bahagia dah lo itu,” goda Laura sambil menaik turunkan alisnya, ‘Gila!’ batinku.
“Biasa aja kali, heboh mulu deh lo. Cari pacar sana biar gak ngerekcokin gw mulu,” ucapku memandang dia malas.
“Apa, Lo ngehina Laura Jennifer William? Sekali gw senyumin, cowok-cowok akan bertekuk lutut dihadapan gw secara gw ini imut dan cantik lagi,” ucap Laura dengan percaya dirinya.
“Iyain, umur gak ada yang tahu,” sahutku sembari bangkit dari tempat duduk.
“Wah-wah lo emang laknat Queen! Lo nyumpahin gw matikan? Woeee tunggu!” teriak Laura dengan tidak tahu malunya, sembari berlari menyusulku.
“Diem! Lo kebanyakan ngomong Lau, gih pulang gw juga mau balik udah mau sore,” kataku sambil berjalan menuju mobilku.
“Huft, untung temen lo Queen,” ucap Laura memandang Queen yang mulai menghilang dari pandangannya, “Udah ah ngapain gw mikirin Queen yang gak pernah waras, mending pulang,” lanjut Laura melanjukan mobilnya kearah jalan pulang.
*****
Queen’s Home.
Setelah menempuh waktu 15 menit akhirnya aku sampai di Apartement yang sengaja Ayah belikan padaku dulu. Aku melangkah masuk kedalam, Huft! Selalu suasana seperti ini yang aku dapat. Sepi tanpa keluarga, ‘Sabar Queen cuma 1 tahun lagi’ batinku.
Sampai dikamar, aku langsung merebahkan diriku di Ranjang. Sambil memainkan Handphoneku, “Kenapa tumben gak ada notifikasi dari Althur ya, oh maybe dia sibuk. Jangan egois Queen,” gumamku. Setelah cukup lama aku pun beranjak ke toilet untuk membersihkan diri.
45 MENIT KEMUDIAN.
“Apa aku telphone Althur aja, ya?” ucapku sambil mescrool kontak di telphoneku.
“Udah ah telphone aja,” lanjutku langsung menelphone Althur.
‘Yes diangkat’ batinku.
“Hallo,” what,Suara cewek?
“Hallo Mrs, can i talk with Althur?” tanyaku
“Sorry Mrs, My boyfried was sleeping,” Pacar? Tidur? Tak terasa air mataku jatuh begitu saja.
“Hum, o-okey Mrs. Thank you,” ucapku sambil terisak.
“Are you okay, Mirs?” tanyanya padaku.
“I’m okay,” ucapku langsung memutus sambungan telephone.
“Arghhhhh…! Althur tega ya kamu hiks gini balasan kamu? Aku jaga cinta aku buat kamu disini tapi hiks ini yang aku dapet? Hiks ternyata sia-sia aja aku nunggu kamu disini,” teriakku sembari terisak
Segini sakitnya kah?? Menjaga tapi sia-sia. Althur lo jahat, ternyata lo selingkuh di belakang gw. Dan bodohnya bertahun- tahun gw jaga cinta gw cuma buat lo yang gak bisa ngehargai cinta gw! ‘Hati gw hancur Al, oke jika ini mau lo bakal gw ikutin permainan murahan ini’ batinku.
Drttt… Drttt… Drttt.
Tiba-tiba dering telphone mengalihkan atensiku. Dan sakitnya itu adalah telphone Althur.
“Hallo, sayang aku bisa jelasin,” ucap Althur saat aku mengangkat telphone.
“Hahaha, Kamu mau jelasin yang mana? Soal perselingkuhan kamu apa kamu mau jelasin kalo yang aku denger itu gak bener? Hiks sumpah gw salut Al, silahkan jelasin janji gw dengerin kok,” ucapku sambil menahan isak tangisku.
“Ya, aku emang selingkuh. Tapi kamu juga samakan? Ayolah Queen jangan munafik! Kamu gak mungkin sesetia itu,” ucap Althur yang tidak dapat aku percaya.
“What? Kamu nuduh aku, Ingat ya Althur aku sama sekali gak pernah berniat selingkuh atau apalah itu yang kamu tuduhin ke aku! Yang selingkuh kamu kenapa seakan aku disini yang bersalah?” kataku sambil menahan emosiku.
“Queen-Queen kamu gak usah sok alim! Gak mungkin ada yang kuat LDR apalagi kayak kita udah mau 2 tahun LDR. Gak mungkin aku bisa sesabar itu,” ucap Althur.
“Terserah Althur intinya aku gak ada selingkuh atau apapun yang kamu tuduhin ke aku! Aku kita aniversary kita lusa kita tetep bisa sama-sama tapi ini yang aku dapet. Okelah kalo ini mau kamu, aku mau kita Putus!” sahutku.
“Oke, emang itu tujuanku nelphone kamu. So kita udahan,” kata Althur langsung memutuskan sambungan telephone itu.
“Arghhhh … Jahat kamu Al jahat hiks segampang itu kamu ngelepas aku? Kamu jahat hiks jahat!” teriakku terakhir kalinya saat pandanganku mulai memburam dan mulai tak sadarkan diri.
******
Gretasha Hospital.
“Queen lo baik-baik aja kan? Lo bisa denger suara gw kan?” suara yang aku dengar saat baru membuka mataku dan aku yakin itu Laura.
“Sssshh, gw kenapa Lau. Kenapa gw bisa ada di Rumah sakit?” tanyaku pada Laura.
“Mana gw tahu, tadi pagi gw ke Apart lo buat ngambil Flashdisk gw yang ketinggalan waktu ini. Tapi pas sampe sana sepi jadi gw main nyelonong aja. Dan apa yang gw dapet? Gw liat lo gak sadarkan diri dengan kondisi kamar udah kayak kapal pecah! Gimana gw gak khawatir Queen.” Cerocos Laura, kebiasaan emang ngomong suka gak pake jeda.
“Owh, thanks ya udah bawa gw kesini,” ucapku sambil mulai memejamkan mata lagi.
“Eh Queen lo kenapa hiks Kalau ada masalah tu cerita sama gw! Jangan dipendem. Apa gunanya hiks gw jadi sahabat lo,” ucap Laura sambil terisak.
“Lah, Kenapa lo nangis Lau. Gw gak apa-apa cuma gw lagi ada masalah aja,” ucapku memandang Laura lirih.
“Cerita sini gw pasti dengerin,” sahut Lauta sambil mulai duduk disampingku.
“Gw putus sama Althur hiks. Kemarin gw telphone dia tapi yang angkat itu Cewek hiks dan lo tau malamnya Althur telphone gw kira dia mau jelasin masalah itu tapi apa? Dia hiks malah ngaku selingkuh dan nuduh gw hiks juga sama kayak dia. Dia nuduh gw selingkuh Lau!” ucapku sambil terisak mengingat kejadian kemarin malam.
“What, Althur nuduh lo selingkuh dan dan dia putusin lo? Astaga Queen sabar ya jangan karna dia lo jadi kayak gini. Please belajar ikhlasin dia dan lupain kalau memang itu mau dia.” sahut Laura yang dapat gw liat dia juga emosi.
“Iya, Lau emang susah sih. Tapi pasti gw usahakan,” jawabku.
“Nah gitu dong, baru Queen yang gw kenal,” ucap Laura, Setelah itu Laura langsung memelukku.
*****
22 Agustus 2019
Huft… Seharusnya sekarang Aniversary kita Al, tapi kenapa kamu malah ninggalin aku? Coba kamu bisa jaga hati kamu kita gak akan kayak gini.
‘Huh ngapain juga mikirin dia, belum tentu dia juga mikirin kamu Queen’ batinku.
Drrttt… Drrttt…
“Siapa sih telphone gak tahu apa orang lagi sedih,” gumamku.
—-
“Hallo, Lau.” ucapku.
“Queen…Tolong gw hiks cepet keluar, ada cowok yang nodongin gw pisau didepan Apart lo hiks bantu gw please, Arghhh!” teriak Laura diseberang sana.
“Hah? Tunggu-tunggu gw keluar sekarang!” ucapku panik.
“Cepet hiks gw takut Queen,” sahut Laura lalu sambungan telephone terputus.
Tanpa menunggu lama aku langsung berlari keluar Apart. Tapi aneh gak ada apa-apa, Laura juga gak ada. “Asem emang Laura malah ngerjain gw, awas lo gw bales.” gumamku sambil berbalik untuk masuk kedalam Apart.
Saat aku berbalik sungguh aku gak bisa menahan air mataku, orang yang selama ini aku rindukan, orang yang selama ini aku tunggu berdiri tepat dihadapanku.
“Happy Aniversary sayang… Maaf waktu ini aku ngebohongin kamu, aku gak pernah selingkuh dan gak akan pernah. Aku sayang kamu dan maaf karna kecerobohan aku kamu jadi sakit,” ucap Althur sambil memelukku.
“Huaaa, kamu jahat Hiks kamu gak tau gimana perasaaanku saat yang angkat telephone itu cewek dan parahnya bilang kamu pacarnya dia hiks Jahat!” teriakku menangis sesegukan dalam pelukan dia.
“Hehe, maaf itu temenku sengaja aku suruh biar rencanaku berhasil,” ucap Althur sambil mengusap kepalaku.
“Pokoknya kamu jahat! Aku gak suka kayak gitu,” sahutku Lirih.
“Maaf sayang, aku akan nebus segala kesalahan aku. So will you marry me?” ucap Althur yang bikin aku spechlees.
“Yes, i will.” ucapku lirih sambil memeluk dia lagi.
“Your’e my Mine. I love you now, tommorow dan forever” bisik Althur sambil mengeratkan pelukan kami.
“You too,” balasku.
****
Jarak adalah sebuah harapan, impian, serta hal yang dapat menjadi alasan terjadinya sebuah persatuan maupun perpisahan. Di saat sebuah rasa antara jarak dan waktu sekarang menjadi satu disanalah kita akan mengetahui arti jarak yang sebenarnya
– Queenella Winifred Madison.
Tamat.
Biodata Penulis :
Jayanti Mustika Dewi itulah nama asli dari seorang gadis kelahiran Bali. Yang masih bersekolah di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Tabanan, Bali. Berbekal pengetahuan tentang kepenulisan yang minim, Astungkara bisa menjadi penulis yang sesungguhnya.
#karyasiswa
#literasi
#gls